Prospek Saham Antm Hari Ini

Prospek Saham Antm Hari Ini

Mau dapat info saham dividen jumbo serta strategi investasi dan outlook publikasi bulanan?

Pas banget, Mikirduit baru saja meluncurkan Zinebook #Mikirdividen yang berisi review 20 saham dividen yang cocok untuk investasi jangka panjang lama banget.

Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:

Tertarik? langsung saja beli Zinebook #Mikirdividen dengan klik di sini

Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini

Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham logam seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) hingga PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) diprediksi mendapatkan angin segar seiring dengan harga logam yang kian berpendar.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, mayoritas harga logam mengalami kenaikan sepanjang tahun berjalan. Misalnya, harga emas global naik 19,37% secara year-to-date (YtD) per Kamis (18/7) ke posisi US$2.452,5 per troy ounce.

Selanjutnya, harga tembaga naik 12,57% YtD ke level US$9.635 per ton pada Rabu (17/7), disusul harga timah yang menguat 29,65% YtD ke posisi US$32.950 per ton.

Di lain sisi, harga nikel terkoreksi tipis 0,88% YtD ke posisi US$16.457 per ton, diikuti harga aluminium yang naik 0,76% YtD ke posisi US$2.402, dan harga seng yang naik 7,13% YtD ke level US$2.847,5 per ton.

Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan mengatakan pergerakan harga nikel baru-baru ini sedikit melampaui ekspektasi. Sentimennya meliputi keterlambatan persetujuan pemerintah Indonesia terhadap rencana kerja bagi para penambang, penurunan output dari negara-negara barat, hingga larangan LME terhadap nikel Rusia.

"Kami perkirakan harga nikel akan berada pada kisaran US$17.475 per ton. Harga mungkin melonjak hingga lebih dari US$19.000 jika aktivitas industri China melampaui prediksi. Sementara itu, permintaan stainless steel dari China yang lebih lemah dari perkiraan dapat mengakibatkan harga turun," ujar Rizkia dalam riset, dikutip pada Minggu (21/7/2024).

Dia mengatakan hal itu turut berdampak terhadap hasil kinerja ANTM pada kuartal I/2024 yang berada di bawah perkiraan terutama disebabkan oleh penurunan volume produksi dan penjualan bijih nikel.

"Volume produksi dan penjualan bijih nikel masing-masing hanya sebesar 1,4 juta ton, dan 1 juta ton dibandingkan proyeksi  perusahaan sebesar 20 juta ton," jelasnya.

Oleh sebab itu, Rizkia merekomendasikan trading buy untuk saham ANTM dengan target harga Rp1.835 per saham, berdasarkan kelipatan EV/EBITDA 2024 sebesar 8,3 kali. Adapun, saham ANTM parkir di level Rp1.350 pada Jumat (19/7/2024), atau melemah 20,82% YtD.

Beralih ke INCO, Rizkia menjelaskan pihaknya telah menyempurnakan prakiraan terhadap INCO pada 2024. Estimasi yang disesuaikan menghasilkan EBITDA sebesar US$324 juta atau turun 17%, dan laba bersih sebesar US$94 juta, terkoreksi 34%.

"Kami menurunkan rekomendasi saham INCO menjadi hold, dengan target harga yang lebih rendah yaitu Rp4.240 per saham. Risiko utama yang kami sampaikan adalah penurunan harga nikel dan tertundanya pelaksanaan pengembangan proyek," kata Rizkia.

Mirae Asset Sekuritas juga merekomendasikan saham PT Harum Energy Tbk. (HRUM) karena transisinya menjadi pemain nikel utama di Indonesia dan valuasinya yang relatif ringan dibandingkan dengan pemain nikel Indonesia lainnya.

"Saat ini, kami mempertahankan rekomendasi beli HRUM dengan target harga Rp1.860 per saham. Risiko utama yang kami sampaikan meliputi penurunan harga batu bara dan nikel, tertundanya pelaksanaan pengembangan proyek, dan potensi kerugian akibat penyesuaian nilai wajar," pungkasnya.

Analis Komoditas Wahyu Laksono menambahkan kendala pasokan kemungkinan akan mendukung harga beberapa logam dasar. Misalnya, pembatasan perdagangan, seperti larangan baru-baru ini terhadap logam asal Rusia di bursa komoditas utama di Amerika Serikat dan Inggris berpotensi memperketat pasokan aluminium dan tembaga.

"Pasokan timah diperkirakan akan menghadapi kendala karena pembatasan ekspor yang diberlakukan pada Februari oleh Myanmar dan penundaan perizinan yang sedang berlangsung di Indonesia, kedua negara tersebut menyumbang 40% dari produksi timah global," ujar Wahyu kepada Bisnis, Minggu (21/7/2024).

Selain itu, pemangkasan produksi dan gangguan di Amerika Selatan diantisipasi akan memengaruhi pertumbuhan pasokan tembaga global tahun ini. Demikian pula, produsen seng utama diperkirakan akan mengurangi pasokan, sebagai respons terhadap pelemahan harga sebelumnya, dengan harga turun hampir 30% antara Maret 2022 dan April 2024.

"Sebaliknya, produksi nikel global diproyeksikan meningkat pada tahun 2024, menyusul kenaikan 11% pada tahun 2023 atau secara year-on-year [YoY]," katanya.

Menurutnya, peningkatan produksi nikel yang berkelanjutan, terutama dari Indonesia didorong oleh lonjakan investasi peleburan, sebagian besar dari China, dan didukung oleh insentif pemerintah dan larangan ekspor bijih nikel. Alhasil, emiten komoditas tambang dan logam diprediksi masih potensial pada sisa tahun ini.

"Emiten logam yang dalam jangka panjang sangat potensial yaitu ANTM, INCO, HRUM, dan TINS," pungkas Wahyu.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

EMAS 1.517.000   0   0,00%

USD/IDR 15.999   -70,00   -0,44%

IDX 7.325   -69,45   -0,94%

KOMPAS100 1.108   -12,29   -1,10%

LQ45 866   -9,18   -1,05%

ISSI 225   -1,80   -0,79%

IDX30 443   -4,72   -1,05%

IDXHIDIV20 533   -5,21   -0,97%

IDX80 126   -1,29   -1,01%

IDXV30 131   -0,17   -0,13%

IDXQ30 147   -1,21   -0,81%

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) hari ini 13 December 2024 mengalami stagnan saat pembukaan pasar di sesi pertama. Harga saham ANTM dibuka stagnan 0 poin atau 0.00 persen ke posisi Rp. 1.615 per satu lembar saham.

Stagnan ini terjadi ditengah laju IHSG yang sedang mengalami penurunan di sesi pertama pagi ini.

Di perdagangan bursa kemarin ANTM ditutup diharga Rp. 1.615.

Dengan pergerakan saham yang fluktuatif, ANTM tetap menjadi salah satu saham yang menarik perhatian investor di tengah dinamika pasar yang terus berkembang. Saat ini ANTM mempunyai total nilai market cap sebanyak Rp. 38450000000000.00T.

Harga saham dapat berubah sewaktu-waktu, pastikan untuk selalu memantau pergerakan pasar secara real-time.

{{ vm_calculate_per(vd_modal.plan.code).per_adjusted_decimal }}

Di tengah kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat, 8 November 2024, investor asing jual saham Rp 2,2 triliun.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam selain menyelesaikan transaksi material terkait pembelian 30 persen saham smelter milik Tsingshan tetapi juga beri pinjaman.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berbalik arah menghijau di tengah aksi jual saham oleh investor asing pada Kamis, 26 September 2024.

Berikut rekomendasi saham emiten emas di tengah sentimen pemangkasan suku bunga the Fed dan harga emas dunia terus cetak rekor.

Manajeman Antam menyebutkan, pembentukan perusahaan patungan ini merupakan bentuk sinergi antara BUMN dan BUMD untuk optimalkan potensi nikel.

Berikut rekomendasi saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di tengah sentimen lonjakan harga emas Antam.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,13 persen ke posisi 7.064 pada perdagangan Kamis, 30 Mei 2024.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) akan membagikan dividen sebesar 100 persen dari laba bersih 2024. Berikut jadwal pembagiannya.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membagikan dividen untuk tahun buku 2023 sebesar 100 persen dari laba bersih.

Harga emas di pasar spot sentuh level tertinggi di USD 2.411,09 per ounce pada Jumat, 19 April 2024. Berikut laju harga saham emiten emas.

Berikut saham pilihan dari tim analis Bareksa di tengah konflik Israel dan Iran yang memanas.

Berikut daftar harga 1 lot saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berdasarkan penutupan perdagangan Jumat, 5 April 2024.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau emas Antam menargetkan penjualan emas mencapai 37.354 kg pada 2024, atau naik 43 persen dari capaian penjualan unaudited emas pada 2023.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut notasi M kepada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Notasi M ini memperlihatkan ada permohonan PKPU.

Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berada di level tertinggi Rp 1.705 dan terendah Rp 1.640 per saham pada perdagangan Jumat, 19 Januari 2024.

Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang Tbk Syarif Faisal Alkadrie memberikan tanggapan terkait penetapan tersangka Budi Said dalam kasus penipuan jual-beli emas Antam oleh Kejagung.

Manajemen Aneka Tambang (ANTM) menyebutkan, menjadi anggota indeks ESG ini menunjukan konsistensi ANTM dalam menjalankan upaya pengelolaan bisnis berkelanjutan

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan anak usaha Ningbo Contemporary Brump Lygend Co Ltd telah menandatangani perjanjian terkait rencana pendirian perusahaan untuk proyek hidrometalurgi.

Emiten produsen tambang emas akan dibayangi sentimen global pada 2024. Berikut ulasannya.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam telah melakukan upaya dengan menyusun langkah-langkah hukum yang terintegrasi dan strategis terkait gugatan Budi Said.

Harga pasar global untuk emas tetap berada pada level tertinggi sepanjang masa. Prediksi kenaikan harga emas jadi katalis positif untuk saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Mikirduit – Saham ANTM tiba-tiba menjadi sorotan setelah dalam keputusan RUPS membagikan 100 persen laba bersih menjadi dividen. Dengan begitu, ANTM bagikan dividen senilai Rp128 per saham dan dividen yield sekitar 8,34 persen jika menggunakan harga saham per 8 Mei 2024. Dengan kinerja kuartal I/2024 yang jeblok, gimana prospek saham ANTM?

Saham ANTM mencatatkan penurunan laba bersih kuartal I/2024 sebesar 85,67 persen menjadi Rp238,37 miliar dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya. Dalam catatan laporan keuangan, beberapa hal yang membuat laba bersih ANTM anjlok antara lain:

Pertama, pendapatan turun 25,64 persen menjadi Rp8,62 triliun. Penurunan pendapatan dipicu dari segmen bijih nikel, feronikel, dan perak.

Kedua, saat pendapatan turun cukup signifikan, beban pokok pendapatan hanya turun 4,2 persen menjadi Rp8,37 triliun. Gross profit margin ANTM pun tergerus menjadi 2,9 persen dibandingkan dengan 24,58 persen pada periode sebelumnya.

Ketiga, beban operasional seperti beban umum dan administrasi juga turun tipis sebesar 8,76 persen. Dari segi biaya penjualan dan marketing turun signifikan sebesar 61,19 persen menjadi Rp85 miliar. Kondisi itu membuat ANTM mencatatkan kerugian usaha senilai Rp491 miliar dibandingkan dengan untung Rp1,91 triliun.

Keempat, untungnya ANTM punya beberapa pendapatan non-operasional seperti, bagian keuntungan entitas asosiasi senilai Rp194,37 miliar, penghasilan keuangan Rp131 miliar, dan penghasilan lain-lain senilai Rp303 miliar (mayoritas karena keuntungan selisih kurs). Sehingga laba sebelum pajak masih positif Rp85,79 miliar.

Dengan kinerja yang terpuruk seperti ini, bagaimana prospek ANTM ke depannya?

Prospek Saham ANTM 2024

Jika dilihat penurunan kinerja ANTM dipicu oleh penurunan pendapatan di sektor bisnis nikel seperti bijih nikel yang mencatatkan penurunan pendapatan 82 persen menjadi Rp534 miliar, sedangkan feronikel mencatatkan penurunan 98 persen menjadi Rp18,36 miliar.

Hal itu dipicu karena Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) beberapa perusahaan mineral dan batu bara sempat belum disetujui Kementerian ESDM hingga Februari 2024. Alasannya, ada beberapa persyaratan yang belum dipenuhi seperti, kewajiban Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang wajib diselesaikan, serta mencantumkan program pembinaan masyarakat.

Kedua poin itu memang menjadi salah satu aturan baru yang dirilis pada September 2023 silam.

Untuk itu, penjualan nikel ANTM sempat merosot signifikan diiringi dengan beban penjualan dan marketing yang turun 61 persen.

Manajemen ANTM mengungkapkan pihaknya telah mendapatkan perizinan RKAB pada Maret 2024 sehingga penjualan feronikel bakal mulai terealisasi di kuartal II/2024 nanti. Untuk itu, ada potensi kinerja ANTM di kuartal II/2024 berpotensi kembali normal, bahkan meningkat lebih tinggi karena ada akumulasi penjualan yang tertunda di kuartal I/2024.

Meski begitu, tantangan besar ANTM adalah rata-rata harga jual nikel yang masih berada di level rendah. Hingga 8 Mei 2024, harga nikel di LME masih stagnan di 19.033 dolar AS per ton.

Sebenarnya, harga nikel dunia di 19.033 dolar AS per ton bukan harga yang rendah karena itu posisi paling ekonomis untuk nikel. Hanya saja, nikel kelas 2, yakni feronikel dan nickel pig iron (NPI) yang harganya rendah. Bahkan, harga NPI berada di kisaran 11.000 - 12.000 dolar AS per ton.

Jika kondisi pasokan  nikel kelas 2 masih oversupply sepanjang 2024, pendapatan nikel ANTM juga berisiko tertekan. Jika posisi harga nikel rendah disesuaikan dengan tren harga energi seperti batu bara dan minyak dunia tetap rendah, biaya operasional ANTM akan lebih terbantu.

Hal yang Wajib Diketahui Holder BBRI dan TLKM

Saham TLKM dan BBRI sudah turun cukup dalam sepanjang sebulan terakhir. Kira-kira, apa yang bisa dilakukan holder kedua saham itu? simak ulasan lengkapnya di sini

Konsensus analis memperkirakan, ANTM bakal mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 25,15 persen menjadi Rp51,37 triliun sepanjang 2024. Namun, dari segi laba bersih akan turun 17,41 persen menjadi Rp2,54 triliun. Jika terealisasi, penurunan laba bersih itu menjadi yang kedua beruntun sejak 2023.

Dengan prospek penurunan laba di 2024 itu, kami ekspektasi harga wajar ANTM sekitar Rp1.428 per saham. Sehingga, posisi harga saham saat ini tidak terlalu murah juga.

Untuk itu, jika kamu ingin mengejar dividen jumbo dengan baru membelinya sebelum cum-dividen lebih baik diukur risiko jika ternyata kinerja ANTM di bawah ekspektasi, meski bakal ada penjualan nikel lebih besar di kuartal II/2024 karena akumulasi dari kuartal I/2024. Kecuali, kalau sudah pegang ANTM dengan posisi floating profit atau loss, bisa menikmati dividennya terlebih dulu sambil menunggu siklus nikel kembali naik. (kecuali yang nggak sabar dan mau cut loss juga gak apa-apa)

Untuk pertimbangan bagi yang sudah hold ANTM untuk ambil dividen atau tidak, konsensus analis memasang titik tengah target price di Rp1.828 per saham serta titik target price tertinggi Rp2.415 per saham. Kami pun membuat asumsi harga wajar ANTM jika kinerja keuangannya bisa kembali bertumbuh berada di level Rp2.471 per saham.

Level hingga di atas Rp2.000-an per saham bisa kembali dicapai jika harga nikel kelas 2 seperti feronikel dan NPI kembali naik. Sementara, harga Rp1.828 per saham bisa saja dijangkau ANTM jika kinerja kuartal II/2024 cukup signifikan dan melampaui akumulasi kinerja kuartal II/2023.

Artinya, jika kamu pegang di kisaran Rp1.800 per saham, kamu masih bisa balik modal dengan potensi cuan dari dividen, sedangkan kamu yang pegang di atas itu pilihannya untuk lebih sabar menanti siklus nikel kembali naik atau ikhlas cut loss untuk masuk ke saham potensial lainnya.